Berita : PDM Kabupaten Sragen


Database Rezeki

Senin, 05-10-2020

DATABASE REZEKI

Kali ini beda, suasana pengajian ahad pagi (4/10/2020) di masjid raya al-falah diisi langsung oleh ketua takmir, yakni bapak Ir. Kusnadi Ikhwani (Sang Marketing langit). Gaya berbicaranya khas, ala motivator. Maka  jamaah yang hadir sangat antusias mengikuti. Presentasinya tidak lama tapi selalu mengena dan membangkitkan semangat orang untuk bergerak melakukan kebaikan, apalagi soal indahnya berbagi, beliau maestronya.

 

Semua orang tahu, ini zaman susah, pandemic, ekonomi mengalami resesi, tetapi di tengah kelesuan ekonomi seperti ini justru gerakan filantropi malah mengalami kenaikan. BAZNAS merilis bahwa selama 6 bulan terakhir perolehan zakat naik menjadi 46 %. Manusia tersadar bahwa salah satu penolak bala adalah bersedekah.

 

Moment kali ini menjadi sejarah baru bagi pergerakan dakwah islam, khususnya di Sragen, yakni launching gerakan infaq beras dan warung makan rakyat. Gerakan infaq beras atau yang disingkat GIB adalah model penghimpunan beras yang diadopsi dari Ustadz Luqmanul Hakim beserta Tim masjid Kapal Munzalan Mubarokan di Pontianak, dimana pengumpulan beras itu dilakukan oleh pengurus masjid untuk disalurkan kepada pondok pesantren, panti asuhan dan lainnya untuk menopang kebutuhan harian pondok, sementara warung makan rakyat adalah sebuah program sedekah yang dikemas dengan penyajian makan siang untuk para jamaah yang shalat di masjid raya al-falah.  Bagi pengurus, masjid harus memberikan solusi atas permasalahan umat, salah satunya soal perut umat.

 

Data kementerian pertanian menyebutkan bahwa kabupaten sragen adalah salah satu lumbung pangan nasional, sragen menempati urutan kesembilan di antara sekian ratus kabupaten di seluruh Indonesia yang menjadi produsen beras terbesar. Pada tahun 2019, provinsi Jawa Tengah mendapatkan penghargaan dari kementerian Pertanian atas capaiannya menjadi salah satu produsen beras terbesar di Indonesia. Adapun beras yang dihasilkan dari kabupaten sragen sebesar 439.461 ton (Kementan, 2019).

 

Perolehan produksi di atas menjadi timpang, sebab hasil produksi tidak berbanding lurus dengan semangat berbagi. Banyak beras dijual keluar daerah, hasil jualannya hanya menjadi uang yang mengendap di rekening, padahal watak uang itu seperti pupuk, jika disimpan terlalu lama akan menjadi bau dan jika disebar maka akan bermanfaat. Begitu juga rezeki, ia seperti sumur, setiap kali ia ditimba maka tidak akan habis, ia selalu menyediakan air baru untuk ditimba lagi.

 

Di tempat paling sunyi manapun manusia itu bersembunyi, malaikat maut akan selalu menemukan, begitu juga rezeki, malaikat pembagi rezeki tidak akan pernah salah alamat mengantarkan. Ukuran sawah memang tidak bertambah luas, tetapi dengan niat untuk membantu para santri di pondok dengan infaq beras, boleh jadi Allah akan menambah banyak bulir-bulir padi yang di tanaman, atau bisa jadi hasil produksinya sama tetapi bobot berasnya naik saat ditimbang, itulah keberkahan.

 

Saya pribadi hanya diberikan waktu untuk closing statement dan berdoa dalam acara launching tersebut, tetapi kami semua bahagia sebab hanya dalam waktu yang sangat singkat gerakan infaq beras ini telah menghimpun beras sebanyak 1,65 ton beras (setara dengan Rp. 16.560.000,-).

 

Begitulah hidup, bahwa manusia bertambah bahagia bukan hanya karena bertambahnya materi tetapi karena bertambah dan banyaknya bersyukur…

 

Bersambung

 

Lutfanudin

 

Abdi Dalem Masjid Raya Al-Falah Sragen