PDM Kabupaten Sragen - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Sragen
.: Home > Berita > AMIEN RAIS : MUHAMMADIYAH TERUS MEMBERI KONTRIBUSI MEMBANGUN NEGERI

Homepage

AMIEN RAIS : MUHAMMADIYAH TERUS MEMBERI KONTRIBUSI MEMBANGUN NEGERI

Kamis, 22-11-2012
Dibaca: 2613

SRAGEN - Warga Muhammadiyah harus terus memberikan kontribusi untuk membangun negeri agar bisa mengangkat citra umat Islam di Indonesia. Terutama di era sekarang ini, ketika dunia menyaksikan munculnya fenomena “Islamophobia”, sebuah penyakit anti Islam, benci Islam yang tidak ada alasannya sama sekali. Pernyataan itu disampaikan Penasehat Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Amien Rais saat memberikan ceramah pada acara resepsi Milad satu abad Muhammadiyah, di Gedung Kartini, Sragen, Minggu (18/11).

Menurut Amien, ada orang membuat film, karikatur, novel dan apapun yang anti Islam, kalau ditanya mengapa anti Islam, mereka ternyata tidak punya jawaban yang masuk akal. Kata mereka, pokoknya tidak senang dengan Islam. Islamphobia itu sekarang ada dimana-mana. Bahkan yang lebih parah lagi, ada propaganda luar biasa dari media massa barat yang mengarahkan opini seolah-olah Islam itu sama dengan terorisme.  
       “Kita harus punya upaya untuk menterjemahkan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) seperti semestinya. Jangan sampai kita ikut-ikutan membenarkan citra negatif yang diciptakan oleh Barat dan pihak lain yang tidak bertanggungjawab”, ujar mantan Ketua MPR ini.         
       Oleh karena itu,  di usia satu abad ini, Persyarikatan Muhammadiyah harus tetap bisa memberikan kontribusi kepada bangsa dan Negara. “Muhammadiyah jangan hanya menjadi penonton. Sampai kapanpun  harus bisa memberikan kontribusi, sumbangan, saham untuk pembangunan  bangsa dan Negara tercinta ini. Dan kalau kita hidup di Sragen, tentunya yang paling dekat bagaimana Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan masa depan kabupaten Sragen”, tegasnya.  
       Amien juga minta kepada semua elemen bangsa Indonesia, terutama umat Islam agar memperkuat rasa persatuan, kesatuan, kerukunan dan persaudaraan sehingga tidak mudah dipecah belah oleh kekuatan asing.
       “Belajar dari peristiwa yang menimpa Negara-negara Timur Tengah dan Afganistan yang kini hancur akibat intervensi Negara asing, semua elemen anak bangsa ini harus menghilangkan perpecahan dan memperkokoh persatuan untuk membangun negeri yang kita cintai ini”, pesan Amien di hadapan ribuan warga Muhammadiyah yang memadati komplek gedung Kartini.
       Amien  menjelaskan, bahwa Muhammadiyah tetap Muhammadiyah, yang terus berkiprah memajukan bangsa dan Negara. Namun disisi lain ada pintu jendela bagi warganya, untuk ikut memikirkan politik bangsa. Sebab kalau payung politik tidak ramah kepada kegiatan dakwah, umat Islam bisa menjadi bulan-bulanan oleh pihak-pihak tertentu. Intinya, kita tidak terseret, tetapi bisa menunjukkan jalan menuju tatanan Negara yang baik melalui jalur politik.
       Muhammadiyah, katanya,  tidak akan mengeluarkan fatwa untuk mendukung partai tertentu dalam Pemilu legislatif (Pileg).  Tetapi untuk Pemilu Kepala Daerah (Pilkada Bupati, Walikota dan Gubernur) dan Pemilihan Presiden (pilpres), Muhammadiyah bisa mengarahkan, siapa saja yang lebih memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan agama itulah yang harus dipilih.
       Karena itu Muhmamdiyah di abad 21 ini silahkan terus melakukan perjuangan dibidang kesehatan, pendidikan dan lain-lain,  tetapi  jangan pobi, steril  dan mandul terhadap kegiatan politik.    
       Sementara itu Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman saat memberikan sambutan mengungkapkan kenangan bersama Amien Rais. Agus berkisah, sekitar 15 tahun lalu di acara tabligh peduli dzuafa, ketika dirinya masih sebagai pegawai kantor Departemen Agama dan menjadi Ketua Pemuda Muhammadiyah Sragen, mengundang Amien Rais di Alun-alun Sasana Langen Putra. “Ternyata, 15 tahun kemudian, ketika Pak Amien sudah berusia 69 tahun, saya berdiri di podium ini dalam jabatan sebagai Bupati Sragen”, kenang Agus.  
       Kenangan lain yang sangat membekas di hati Agus adalah ketika mengawali perjalanan karir politik puluhan tahun silam. Saat itu di arena pengajian pemuda Muhammadiyah se Surakarta di Keprabon Solo, Agus sempat berkonsultasi kepada Amien sambil berjalan. “Pak Amien, saya mau mengawali karir politik dalam hidup saya”, kata Agus berdebar. Amien memberikan pesan singkat, “silahkan, jalan terus,  asal tidak kamu bawa-bawa Muhammadiyah”, ungkap Agus menirukan kata-kata Amien.  
       ”Alhamdulillah, sejak mengawali karir politik itu sampai hari ini, meski Muhammadiyah tidak harus saya bawa ke mana-mana, tetapi menjadi bagian persahabatan nurani yang sangat baik. Buktinya, saat Pilkada Sragen yang lalu, Agus Fatchur Rahman bisa berkompetisi secara baik  dengan super power yang memiliki  kekuatan luar biasa, baik dari sisi uang, politik, jaringan dan lain-lain”, kata Agus.  
       Kepada keluarga besar Muhammadiyah, bagaimana agar Sang Surya (lambang Muhammadiyah) bisa terus menyinari negeri ini, Agus sampaikan pesan dalam ungkapan falsafah jawa “karena kita urip maka kita harus urup”. Artinya, ketika kita masih hidup, maka kita harus “Ngurupke uripe awake dewe” (menghidupkan semangat hidup kita ini) dengan cara kita masing-masing.  
       Menghidupkan semangat cita-cita itu bisa dilakukan melalui berbagai cara dan peran apapun. Yang jadi Bupati ya bagaimana caranya menterjemahkan komitmen dan konsistensi Kyai Ahmad Dahlan, dan para pendahulu Muhammadiyah dalam membangun negeri. Yang lain, seperti menjadi guru, pengusaha, ketua RT, atau sebagai warga Sragen, jalankan peran itu dengan sebaik-baiknya sehingga memberi manfaat bagi sesama.    
       Tesis inilah yang di lakukan Pemkab Sragen mulai tahun 2102 untuk mencoba menterjemahkan semangat itu dalam  bahasa yang lebih menasional , yakni mendirikan Kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK). Kantor ini menjadi satu-satunya di Republik Indonesia, sehingga oleh Kementerian Dalam Negeri, model UPTPK Sragen itu, akan direplikasi di seluruh Kabupaten Kota di Indonesia.  
       Agus mengajak warga Muhammadiyah menjadi surya yang menyinari negeri, terutama di Kabupeten Sragen. Kalau tidak menjadi surya, menjadi oborlah. Namun jika tidak bisa menjadi obor, menjadi lilin kecil yang bisa menerangi sekeliling kita masing-masing, itu sudah sangat berarti bagi kehidupan makhluk di bumi ini. – Suparto - Majelis Pusinfo PDM Sragen


Tags: Milad
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Daerah



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website