PDM Kabupaten Sragen - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Sragen
.: Home > Artikel

Homepage

Sejarah Muhammadiyah Sragen

.: Home > Artikel > PDM
13 Agustus 2021 02:26 WIB
Dibaca: 7483
Penulis :

SEJARAH BERDIRINYA PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

DI KABUPATEN SRAGEN

 

  1. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MUHAMMADIYAH DI KABUPATEN SRAGEN

Latar belakang berdirinya Muhammadiyah Daerah Sragen, tidak jauh berbeda dengan kelahiran Muhammadiyah secara Nasional, antara lain sebagai berikut :

  1. Berkat pendalaman para kaum Muslimin dan Muslimat Sragen terhadap firman Allah dalam Al-Quran terutama :
    1. Surat Ali Imron ayat 104 tentang amar ma’ruf nahi munkar
    2. Surat Al Ma’un yang terdiri dari 7 ayat tentang mencintai anak yatim, sayang kepada fakir miskin
  2. Perilaku masyarakat yang terikat oleh adat kebiasaan yang berkaitan dengan upacara kelahiran, perkawinan dan kematian yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya
  3. Kurangnya lembaga pendidikan Islam atau tidak adanya pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah waktu itu
  4. Arus kristenisasi lewat pendidikan sekolah Kristen yang dibiayai oleh Zeng Ding baik di kota Sragen maupun di Plupuh
  5. Telah berkembangnya Muhammadiyah diberbagai daerah dan telah berlangsungnya Kongres Muhammadiyah yang ke-16 di Pekalongan tahun 1927
  6. SEJARAH PERJUANGAN GERAKAN MUHAMMADIYAH DAERAH SRAGEN
  7. Masa Penjajahan Belanda

Sampai dengan tahun 1926 secara nasional Muhammadiyah telah melangsungkan Kongresnya yang ke 15 di Surabaya, dan periode kepemimpinan Muhammadiyah di Pusat telah berlangsung 2 (dua) periode kepemimpinan :

  1. Periode KH. Ahmad Dahlan tahun 1912 – 1923
  2. Periode KH. Ibrahim tahun 1923 – 1932
    • Tahun 1926, Bapak Prawiromisastro (ayah dari Ibu Supini PPI) mulai merintis terbentuknya Muhammadiyah di Sragen
    • Tahun 1926, Mulai terbentuk Muhammadiyah Cabang Sragen namun pengesahannya baru 2 tahun kemudian. Dengan SK No. 69/SK.PM, 1 Juli 1928. Kepengurusan Cabang Muhammadiyah Sragen disahkan. Adapun susunan Pengurus PCM Sragen :
      • Ketua                    : R.Ng. Tjitroseno (Pens. Asis. Wedana Warujayeng, Kediri)
      • Wakil Ketua          : R.Ng. Wirjosumitro (Pens. Mantri Gandu Garam Poh Jaring, Sukodono) Ayah Ibu Suwarni Sukusno
      • Pembantu              : R.Ng. Mangunwardowo (Pens. Asis. Wedana Boyolali), Sastrosudirjo Pens. PUK ayah Supadmo Sragen Manggis, Tjirohar-dojo (juru tulis Kaonderan Karangmalang)
      • Istri-Istri beliau sebagai anggota Aisyiyah dan memimpinya
    • Tahun 1929, Pengurus periode ke II terbentuk

Susunan Pengurusnya :

  • Ketua                    : R.Ng. Wirjosumitro (menantu Bp. Tjitroseno)
  • Wakil Ketua          : R.Ng. Sastrosumarto (Kepala SR I Sragen)
  • Sekretaris              : R.Ng. Gitoatmojo (Guru SR I Ngrampal)
  • Keuangan              : Sosrowardoyo (Guru SR I Sragen)
  • Komisaris              : R.Ng. Surowardoyo (Krapyak)

  Mangunsumarto (Guru SR I Sragen)

  R.Ng. Puspowidjoyo (Pens. Peg. Candu Garam)

  Sastrongulomo (al. Hadisumarto)

  Gitosantoso (Pens. Jawatan Penerangan)

  • Tahun 1930, Aisyiyah mengadakan ulang tahun, rapat akbar dan bazar yang diselenggarakan di halaman Pendopo Kabupaten Martonegaran (sekarang pasar cilik) dipimpin oleh ibu Gitoatmojo dan pembicara oleh Ibu Demang Sukati. Dihadiri dan dilaksanakan berpakaian HW anak-anak kelas 5, 6, dan 7 Neutrale HIS dipimpin Mijnheer Soemarno.

Pernah mengadakan sholat Idhul Fitri di lapangan Murni dengan 2 (dua) baris/shof bertindak sebagai Imam dan Khotib Bapak Rois.

  • Pengurus Periode ke III tahun 1934 – 1940

Susunan pengurusnya diperbanyak dna ditambah antara lain :

  • Bagian Tabligh     : R. Poedjopangripto
  • Bagian Pemuda     : Darsohardjono (Guru SR I)

  Sudarman (Guru SR I)

  Sutikno (Guru SR I)

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan yaitu mendirikan Sekolah NAS (Nederlands Aisyiyah School) tahun 1936. Berstandard HIS bertempat di Sragen Dok, sebagai guru-gurunya antara lain :

  1. Ibu Walijah                       d.  Ibu Abdul Azis
  2. Ibu Sumiyati                     e.  Ibu Indarsi
  3. Ibu Sukati                          f.  Ibu Supini

Dan mendirikan Sekolah Schakel School kelas IV – VII menerima murid dari Vervalgscool dan NAS kelas IV, sebagai guru-gurunya antara lain :

  1. R.M. Hartono                    e.  Bp. Waluyo
  2. R. Soetimboel                   f.  Bp. Ibnu Abdullah
  3. Ibu Indarsi                         g.  Bp. Sukarno
  4. Ibu Supini

Pada tahun 1935 terbentuklah Muhammadiyah Group Plupuh namun ikut Cabang Solo, sebagai ketuanya adalah Bapak Toto Suparno (Lurah Karangwaru). Kemudian pada tahun 1936 Group Plupuh mendirikan SR Muhammadiyah SP kelas V dan sebagai Kepala Sekolahnya Bapak Hadi Suparmin.  Yang bertindak sebagai guru-gurunya adalah :

  1. Trisnoharyono
  2. Siswomartono
  3. Wignyo Suparlan
  4. Ismadi
  5. Hadisumarto

Tahun 1938, Group Plupuh mendirikan Sekolah CVO (Cursus Volks Onderwys) 2 tahun lama belajarnya. Kepala Sekolah dijabat oleh Bapak Tjitrohamijono, HR.

Hasil belajar meluluskan 3 (tiga) kali antara lain :

Tahun 1940     : 24 orang

Tahun 1941     : 21 orang

Tahun 1942     : 27 orang

Pada tahun 1935, dibentuk Group-group (ranting) diberbagai Daerah, antara lain :

  1. Gondang                           e.  Sukodono
  2. Sambirejo                         f.  Gemolong
  3. Karangmalang                  g.  Kalijambe
  4. Sidoharjo                         h.  Masaran

Ketua Group Gondang berturut-turut :

  1. Pringgoraharjo (Sinder Kehutanan)
  2. Sawirudin
  3. Parli dan Ibnu Abdullah salah seorang pengurus

Ketua Group Sukodono : Cokrosudiro (Kep. SR Sukodono)

Usahanya        : mendirikan Mambaul Oeloem (MO)

Gurunya          : Bapak Syomdani

                          Bapak Diryowikato

Dan mengadakan pengajian di 20 tempat secara rutin

Ketua Group Sumberlawang :

  1. Bapak Suhud (Naib Sumberlawang)
  2. Bapak Abu Sujak (ayah Bapak Mukibun)

Group-group lainnya belum diketahui ketuanya.

 

Aisyiyah Kabupaten Sragen pada tahun 1938 mengadakan “Momen Aksi” yang disebut Hari Anak Yatim. Kegiatannya antara lain mengumpulkan anak-anak yatim ± 100 anak dan diberi makan dan pakaian pantas pakai. Berbagai kegiatan dan amalan yang lain ialah :

  1. Menentukan Puasa dan Hari Raya s/d Hisab
  2. Sholat Idhul Fitri di lapangan
  3. Pembentukan Panitia Zakat Fitrah dan Qurban
  4. Mengadakan kitanan massal
  5. Mengadakan pengajian kedalam dan keluar kota
  6. Mengikuti pengajian di Sala di Santahatanan

Pembicara yang dikenal waktu itu adalah :

  1. Ky. Idris
  2. Ky. Asnawi Hadisiswoyo
  3. Bapak Mulyadi Djoyomartono

Narasumber Ibu Hj. Abdul Azis

  • Periode ke IV tahun 1940 – 1950

Periode ini berjalan dalam dua masa ialah :

  1. Masa Penjajahan Jepang
  2. Masa Awal Kemerdekaan

Susunan pengurus pada periode ke IV ini adalah :

Ketua              : R. Poedjopangripto

Wakil Ketua    : R.M. Hadisumarto

Penulis            : R.Ng. Taru Karyono

Pembantu        :

  1. Handoyodisastro
  2. Atmosukismo
  3. Syamsudi
  4. Ky. Somdani

Susunan Pengurus Aisyiyah ialah :

Ketua               : Ibu Mangunsumarto

Wakil Ketua    : Ibu Noto Sastro

Penulis            : Ibu Kusmini Abdul Azis

Bendahara       : Ibu Pudjopangripto

Pembantu        : Ibu Suwarni Sukusno

Demikian tumbuh dan terus berkembangnya Muhammadiyah Kabupaten Sragen waktu itu.

 

  1. Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942 – 1945
    1. Masa Muhammadiyah berkepompong

Pada masa pendudukan Jepang maka wilayah Hindia Belanda dibagi menjadi 4 (empat) daerah Militer :

  1. Sumatera
  2. Kalimantan
  3. Sulawesi
  4. Jawa Madura semua dibawah pemerintahan Militer

 

Persyarikatan Muhammadiyah yang Cabang dan Rantinya tersebar merata diseluruh Wilayah Hindia Belanda iktu terbelah menjadi 4 daerah. Untunglah PP Muhammadiyah pada tanggal 22 – 24 Mei 1941 mengadakan Sidang Tanwir di Surabaya mengambil keputusan :

“Andaikata benar-benar pecah perang Pacific dan PB Muhammadiyah putus hubungan dengan Cabang-cabang diluar Jawa, maka PBB menyerahkan dan mengamanatkan Muhammadiyah kepada para Konsul untuk bertindak sebagai Hoofdbestur”.

  1. AR St. Mansur untuk Sumatera
  2. GM. Hasan Tjorong untuk Kalimantan
  3. HD. Muntu untuk Sulawesi dan Indonesia Timur

Adapun pengakuan pemerintahan Jepang kepada Muhammadiyah disebutkan dalam Surat Keputusan Pemerintahan Militer Jepang Jawa Madura, tanggal 10 bulan IX tahun 2063 10 September 1943 dengan beberapa syarat.

Atas dasar persyaratan tersebut maka bagi HW dan Pemuda Muhammadiyah dihapus diganti bagian baru “Bagian Pelatih”

(Peristiwa 18 Nopember 1912  oleh HM. Daris Tamim)

Dari keterangan tersebut maka masa pendudukan Jepang kami sebut : MASA MUHAMMADIYAH BERKEPOMPONG.

Muhammadiyah berkepompong tidak mati masih bergerak dalam ruang lingkup yang terbatas, terutama gerakannya kaum wanita dan pemuda-pemudanya. Gerak dibatasi; sekolah swasta ditutup termasuk NAS yang ditahun 1941 melangsungkan ulang tahunnya ke V dengan atraksi “De Gloem Van Sukowati” di panti Harsana Sragen. dari kepompong maka lahirlah kupu-kupu. Dari NAS yang ditutup lahirlah 1942 SR sempurna. Guru-gurunya adalah :

  1. Ibu Abdul Azis
  2. Ibu Kusno
  3. Ibu Suprapti

Pada tahun 1918 dibentuk HW, Pemuda Muhammadiyah (SD Putusan Kongres ke-21 di Makasar 1932), diganti menjadi Bagian Pelatih. Dalam geraknya yang terbatas terutama pengajian-pengajian masih dapat berjalan di kota Sragen.

Perlu diketahui bahwa tanggal 7 Nopember 1943 Partai Masyumi dibentuk di Yogyakarta, didukung oleh PSII, NU, dan Muhammadiyah. Partai ini diijinkan oleh Jepang berdiri untuk menggantikan MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia), Federasi 13 Organisasi Muslim yang dibentuk pada tanggal 21 September 1937 di Surabaya), yang dibubarkan pada bulan Oktober 1943. Karena MIAI sudah tidak didukung lagi oleh NU dan Muhammadiyah dan tidak memuaskan Jepang.

Dengan kelahiran Masyumi yang juga terbentuk di daerah-daerah maka sulit membedakan antara pengurus anggota masyumi dan Muhammadiyah. Walaupun ada juga yang membagi tugas siapa yang aktif di Muhammadiyah dan siapa di Masyumi. Di kabupaten Sragen Bapak Juwadi, Bapak Kasah, Bapak Prastowo, dan Bapak Abdul Azis banyak mengambil kegiatan dibidang Kepartaian, walaupun juga tidak melupakan perjuangan Muhammadiyah. Pada tahun 1944 SR Sempurna Aisyiyah di lokasi SMP Muhammadiyah sekarang ditutup Jepang. Dan digabungkan dengan SR Kristen menjadi SR Negeri. Guru-gurunya dijadikan pegawai negeri dan dipindah tempat di sekolah kosong, meja kursi dipinjamkan ke PMI Sragen.

 

  1. JAMAN KEMERDEKAAN
    1. Masa Perjuangan Bela Negara (1945 – 1954)

Kepengurusan Muhammadiyah masa ini masih seperti pengurus periode IV dipimpin oleh Bapak Pujopangripto. Kegiatan tidak begitu menonjol, karena beberapa anggota aktif dalam Kelaskaran dalam perjuangan Bela Negara dan membantu jalannya roda pemerintahan. Dengan dibentuknya KNI pada Minggu ke II bulan september 1945 di Sragen dibentuk KND (Komite Nasional Daerah), 10 orang anggota Muhammadiyah duduk dalam KND antara lain : Bapak Juwadi, Bapak Kasah, Bapak Chusaini dan Ibu Abdul Azis.

Sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1945 dibentuklah Badan Eksekutif di Sragen dari Bapak Kasah masuk didalamnya. Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk yang mempimpin Batalyon IV BKR Sragen adalah Bapak Gitowidakdo (Anggota Muhammadiyah).

  1. Dibidang Kelaskaran

Anggota Muhammadiyah yang menjadi anggota Laskar Rakyat antara lain :

  1. Bapak Wuryanto di AMS
  2. Ibu Indrasti
  3. Ibu Kasah di PPWS (pers Perjuangan Wanita Sukowati)

Anggota Barisan, Kyai, Laskar Hisbullah, Sabilillah, dll, banyak dari anggota Muhammadiyah. Pada tahun 1947 terjadilah Clas ke I, banyak pengungsi datang ke Sragen dari Salatiga dan Bandung. Muhammadiyah waktu menampung anak yatim dan orang jompo diekas Sekolah NAS. Clas ke II, Kantor Pos dan Giro, Panti Anak Yatim ke Mojo Mulyo (sekarang untuk PRPCM Panti Raharjo) yang tahun 1950 anak-anak ini ditampung oleh Kantor Sosial di Pamardi Siwi Jetis Sragen.

Pada masa perjuangan fisik ini, diusahakan juga :

  1. Pendirian SMP Muhammadiyah siang hari
  2. Pendirian SGB Muhammadiyah di SR VI (belakang Kawedanan Sragen)

Guru-gurunya antara lain :

  1. Darmo Cahyono (kantor Pendidikan Agama)
  2. Mangun Sumarto
  3. Biarno

Pada tahun 1949 Muhammadiyah merintis berdirinya SR Muhammadiyah Kabupaten Sragen :

  1. Bermula dari siswa calon murid baru SR I lebih kurang 50 anak
  2. Anak ini ditampung dirumah Bapak Tarto penjaga SR I
  3. Guru yang diserahi mengajar Ibu Kasah
  4. Tempat SR ini dipindah-pindah dari Kliteh kebelekang garuda dan ke Sragen Manggis
  5. Mendapat bantuan guru dari Solo (Bapak Wuryanto)
  6. SR ini diakui oleh pemerintah tahun 1951
  7. Mendapat subsidi dari Sub Jateng tahun 1952. Subsidi tahun 1971 sebesar        Rp 236.154,- setahun

 

  1. MASA PERJUANGAN DIDUA LAPANGAN TAHUN 1954 – 1960

Pada periode ini Pengurus Muhammadiyah Sragen terdiri dari :

Ketua                          : Muh. Chusaini

Wakil Ketua I             : Cipto Sumarto

Wakil Ketua II                        : Juwadi

Penulis                        : Sukusno

Bendahara                   : Darsoharjono

Pembantu                    : Citroraharjo

                                      Yuslamyuwono Laksito

Tahun-tahun ini adalah tahun menjelang Pemilu I di Indonesia oleh karena itu kegiatan masyarakat yang terkotak-kotak menjadi beberapa gambar peserta pemilu, berjuang dengan geap gempitanya untuk kemenangan Pemilu. Anggota Muhammadiyah terpaksa berjuang didua lapangan, ialah mengamalkan amalan Muhammadiyah dan berjuang untuk kemenangan partai yang berlambang bulan bintang. Oleh karena itu tak mengherankan jika tanwir dalam sidangnya :

  1. Tahun 1950 di Purworejo
  2. Tahun 1951 di Yogyakarta
  3. Tahun 1952 di Bandung
  4. Tahun 1953 di Solo
  5. Tahun 1956 di Yogyakarta

Selalu membicarakan hubungannya Muhammadiyah dengan Partai Politik khususnya Masyumi. Pemilu I di Indonesia yang mendasarkan UU No. 7 Tahun 1953 serta Peratutran Pemerintah No. 9 Tahun 1959 menghasilkan di Sragen :

PNI                  : 132.528 suara

Masyumi         : 39.734 suara

PKI                  : 27.508 suara

(Peta Politik Sragen, 29 September 1955)

Dibidang amalannya sendiri tercatat bahwa SMP Muhammadiyah 1 Sragen berdiri tahun 1953 namun bagaimana perkembangannya sampai tahun 1958 kurang diketahui. Yang dapat kami ketahui adalah :

Tahun 1958 Sekolah dipimpin oleh :

Kepala Sekolah           : Bapak Subiarno (Pegawai Pemda Tamatan SMA)

KTU                            : Sdr. Aryadi Suharto

Pelaksana Harian        : Sdr. Suyatno HM

Hasil ujian Negara      : 20%

Kepala Sekolah berturut-turut :

  1. Bapak Tamsil
  2. Bapak Suyadi
  3. Bapak Sunardi DS
  4. Bapak Soetimbul
  5. Bapak Solichul Qodri

Sedangkan Aisyiyah telah merintis embrionya Koperasi Kredit dan Konsumsi di tahun 1953 yang memberikan bantuan pinjaman kepada pedagang kecil, dan juga mulai mendirikan TK Aisyiyah BA sejak 1956. Seperti halnya Aisyiyah Pusat yang berdiri sejak tahun 1917 yang dulu beranama “Sopo trisno” di tahun 1914, maka Nasyiyatul Aisyiyah yang berdiri tanggal 16 Mei 1931 semula bernama “Siswo Proyo Wanito” dan pada tahun 1919. NA di Kabupaten Sragen mulai didirikan tahun 1935.

Ketua NA berturut-turut sampai tahun 1958 :

  1. Ibu Gitoatmojo
  2. Ibu Khusmini
  3. Ibu Djud Rofiah
  4. Ibu Rumini

Dengan adanya Sekolah MO di Pojok Sukodono maka berdirilah Madrasah Muhammadiyah yang cukup banyak. Sampai dengan tahun 1960 ini telah berdiri MIM di Saren, Wonorejo, Ngembat Padas, Brojol, Doyong, Sidokerto, Balaiharjo, Pantirejo, Newung, tempelrejo, Pilang, Kliwonan, Sribit, Patihan, Banaran, dan Saradan. Muhammadiyah Kabupaten Sragen juga mendirikan Balai Pengobatan di belakang Pegadaian dibawah asuhan Pak Manteri Bapak Suharjo dengan Tata Usahanya Bapak Sugiman (Kuwung Sari). Kemudian atas prakarsa Bapak Sastro Sumarto, Bapak Gito Atmojo dan Bapak Kasah maka didirikanlah Tapi (Yayasan Pondok dan Pendidikan Islam), kemudian dibantu oleh bapak Kyai Adussalam Ajung Penghulu Sragen bercita-cita mendirikan Seminari Islam.

Sekitar tahun 1959 – 1960 ketika Bapak Mulyadi Joyomartono menjadi Menteri Sosial YAPPI menerima bantuan kantor dan gedung. Demikian pula menerima sebidang tanah dari Pemda Sragen untuk Masjid dan perluasan Pondok di Mojo Mulyo. Selanjutnya didirikan pula percetakan UPEPI yang sekarang dikelola oleh Bapak basuki yang berlokasi di Pondok Putri Muhammadiyah (belakang Kawedanan Sragen). dulu dari bapak Juwadi dan bapak Sutarso (kebon Asri) pada Putusan Muktaman Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta agar Muhammadiyah memiliki percetakan.

 

  1. MASA CEMAS, GANAS, PANAS, DAN TAHAN NAPAS

Periode kepengurusan Muhammadiyah merupakan Periode ke VII

Susunan Pengurus tahun 1960 – 1966 :

Ketua               : Darmosumarto

Wakil Ketua    : Much. Chusaini

Penulis            : Sukusno

Bendahara       : Jamhari

Pembantu        : Asymuni Fattach

Bapenda Cab   : Prawiro Sucipto

Pada periode ini Muhammadiyah Sragen dipimpin oleh seorang yang lemah lembut, halus sabar namun situasi yang dihadapi adalah suasana yang :

  1. Masa kecemasan karena ulah PKI, masyarakat dibubarkan 17 Agustus 1960 tokoh Masyumi banyak ditahan, umat Islam dikambinghitamkan aksi sepihak dimana-mana istilah borjuis, kapitalis, oportunis, DI kontra revolusi banyak dituduhkan ke umat Islam.
  2. Ganas, tindakan kaum komunis baik menjelang atau saat G30S PKI meletus sungguh ganas.
  3. Panas,  suasana adu kekuatan menjelang meletusnya G30S PKI dan pada saat perjuangan Orde Baru KAPPI, KAMI, KOKAM beradaban dengan PNI asli pendukung Bung Karno sungguh panas
  4. Tahan napas, karena bagaimanapun Muhammadiyah dengan KOKAMnya harus dapat menahan diri dalam keadaan tahan napas

Dalam perjalanan kepengurusan maka pada hari Kamis tanggal 23 September 1965 bagian Pendidikan dan pengajaran Cabang Sragen (BAPENDAPCA) diserah terimakan dari bapak Prawirosucipto kepada Bapak SA. Rosyidi

Penyerahan kekuasaan dilampiri daftar kekayaan berupa :

  1. Uang pesanan stempel Madrasah dan KKM sebesar Rp 9.325,-
  2. 1 meja, 3 kursi, dan 1 almari pakaian dirumah Bapak Purnomo

Dalam suasana yang penuh pertentangan antara pemuda rakyat-Pemuda Marhaen (GPN) – Pemuda Muhammadiyah, maka pada saat Pimpinan Pemuda Muhammadiyah dipegang Pak Syamsul Huda, Pak Syamsuri, Pak SA. Rosyidi pernah mendatangkan barisan Drum Band dari Bekonang Pimpinan Pak Ahyani.

Drum Band yang lengkap dengan seragam 2 stel keliling kota Sragen, sungguh mengherankan, karena belum pernah ada, Drum Band yang hebat, lengkap dan menganggumkan. Mereka berganti pakaian di Masjid Ittichat (sekarang Masjid Raya Al Falah) untuk keliling yang kedua kalinya. Baru setelah ini organisasi-organisasi Pemuda berusaha memilikinya, tetapi yang pertama memiliki juga KOKAM Sragen, yang berpakaian Doreng.

Sebagai Mayoretnya               : Dn. Siswoko dan Imam Maliki

Bag. Tehnik dan Pakaian        : Masduki (Kepala SD Mojo Sragen)

Komandan                              : Syamsul Huda, SA. Rosyidi

Anggota a.l.                            : A. Sukemi, Ichsan Triyono, Fachrur Sutarno, Suhardi,

                                                  Ali Rohman, Darmanto, Joko Utomo, dan Hadi Subroto

Pada tahun-tahun ini masa Demokrasi terpimpin, lahirlah istilah Nasakomisasi disegala bidang sedangkan golongan A, diwakili NU terjadilah Nunisasi, khusunya di Dep. Agama yang kebetulan Menteri Agamanya juga dari NU. Pegawai Depag, Naib-naib dari Muhammadiyah mulai goyah, dipindah atau sukar naik pangkat, akibatnya sebagian besar naib, guru agama Sragen pindah ke NU. Demikian juga MIM (Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah) yang semula bernama MWB banyak yang mengapusnya, menjadi MIS atau MI saja. Ditambah lagi sekolah Guru-guru Madrasah banyak yang lulusan USA, yang merasa diangkat oleh Depag sebagai guru negeri, maka MWB Sragen yang semula lebih dari 100 tinggal beberapa puluh saja.

Gerak perjuangan Muhammadiyah yang terganggu karena goncangan sosial dan politik di negara Indonesia ini, dipahami juga PP Muhammadiyah periode bapak HM. Yunus Anis tahun 1959 – 1962. Pada saat itu beliau mampu merumuskan suatu pedoman penting berupa “Kepribadian Muhammadiyah”. Periode berikutnya Bapak KH. Ahmad Badawi tahun 1962 – 1968 suatu periode dimana PKI ternyata terbuka kedoknya sebagai dalang dari G30S PKI. Oleh karena itu, dengan tandas beliau berfatwa “Membubarkan PKI adalah Perbuatan Ibadah”

Dengan prestasi yang ditunjukan oleh Muhammadiyah dalam membangun Orde Baru, maka Muhammadiyah mendapatkan pengakuan sebagai Organisasi Sosial yang berfungsi politik riil. Maka dibentuklah “Majlis Hikmah”. Suatu Majlis Yang mengurusi urusan politik. Majlis Hikmas di Sragen dipimpin Bapak Asymuni Fattach. Anggotanya Bapak SA. Rosyidie dan Bapak Prawiro Sucipto.

Perjuangan Muhammadiyah dalam menegakkan Orde Baru di Sragen

  1. Sdr. SA. Rosyidie guru SPGN (anggota Muhammadiyah) bersama Pak Rahmat, Pak Sutarman, dan Pak Sukarjo, dll, menjadi anggota Hansip dibawah Komadno Bapak Margo Sayuti, ikut melaksanakan pembersihan PKI dan menjaga tawanan gerwani di Kebon Asri.
  2. Sdr. SA. Rosyidie dengan Surat No. 11/TPPPKP/21-1966 Tanggal 11 Nopember 1966 sebagai anggota Team Penerangan s/d Pebruari 1968 PEPEKUPER Sragen
  3. Sdr. Syamsul Huda Pemuda Muhammadiyah Ketua Presidium KAPPI Sragen (KEP : AP/KS/Sek/05/67) dibantu : Sangsang, Syamsuni, P. Hadi Subroto, F. Sutarno.
  4. Peristiwa yang mencekam terjadi pada bulan Juli 1967, saat itu KOKAM menghadiri Ulang Tahun PNI ke-40 dengan pembicara Hadi Subeno, diancam dengan pethel, akan dikeroyok oleh peserta apel yang bersenjatakan pethel, mereka memaksa untuk menyambut yel “Hidup Bung Karno”, KOKAM menahan diri untuk pulang. Pimpinan KOKAM SA. Rosyidie protes keras dan malam harinya sidang di KOMRES dan hasilnya “damai”.

Konsekwensi Muhammadiyah sebagai organisasi berfungsi politik riil. Muhammadiyah diberi hak duduk di DPRD Sragen sebanyak 3 (tiga) orang, masing-masing :

  1. Bapak SA. Rosyidie
  2. Bapak Prawiro Sucipto
  3. Bapak Amin Hamidi
  4. SK Pengangkatkan No. PUOD. 1/9/10 tanggal 9 Pebruari 1968
  5. SK Pemberhentian No. PUOD. 3/47/5 tanggal 7 Oktober 1971

Dalam periode kepengurusan ini berdiri sekolah-sekolah :

  1. 4 (empat) SMP Muhammadiyah (Banaran, Gemolong, Tanon, Masaran)
  2. 2 (dua) MTs Muhammadiyah ( Siboto, Gemolong)
  3. 1 (satu) SMEA Muhammadiyah dengan Kepala Sekolah Bapak Sunardi Ds, BA ;Jumlah Murid awal 20 Anak
  4. 1 (satu) Muhammadiyah di Siboto Kalijambe
  5. Beberapa Madrasah Diniyah kurang lebih 18 buah
  6. Sebuah SKKP Muhammadiyah dari Taman Murni yang dibangun dengan pinjaman sepasang gelang dari Ibu Sungidi

 

Muhammadiyah menyelenggarakan Muktamar Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah yang menghadiri antara lain :

  1. Di Yogyakarta tahun 1968            : Ibu Azis, Ibu Dullah, Ibu Suhaimi, Ibu Fuadi
  2. Di Jakarta tahun 1966                   : Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-IV

  Sdr. SA. Rosyidie, Sdr. Slamet, Sdr. Bagus Suyoto

           

            Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) terbentuk

Setelah melalui rapat-rapat yang ke-19 kali oleh para panitia, akhirnya Partai Muslimin Indonesia terbentuk dengn Surat Keputusan Presiden No. 70 Tahun 1968

Ketua Parmusi Pusat               : H. Jarnawi Hadikusumo dari Muhammadiyah

Sekretaris Umum                    : Drs. Lukman Harun dari Muhammadiyah

Selanjutnya daerah-daerah segera mengikuti pendirian Parmusi antara lain Kabupaten Sragen. Periode Kepengurusan Parmusi Cabang Sragen :

Ketua               : SA. Rosyidie dari Muhammadiyah

Sekretaris        : Syamsuni dari Muhammadiyah

Kepengurusan BAPENDAPCA Kabupaten Sragen Tahun 1965 – 1968 berdasarkan SK Pimpinan Cabang Sragen No. F.7/1965 tanggal 23 September 1965 antara lain :

Ketua              : SA. Rosyidie

Wk. Ketua I    : Sadjimin

Wk. Ketua II   : Soewarno

Penulis I          : Suyatno HM

Penulis II         : Ijan

K.U I               : Sutarso

K.U II              : Abdullah

Pembantu        : Joko Tasliman, BA.

Perubahan terjadi pada tanggal 14 Januari 1966 Sdr. Suyatno HM mundur diganti oleh Soedarto BE sekarang aktif di PGRI. Pada masa ini pula di Gemolong dibuka IKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta di Gemolong. Dosen sebagian besar dari IKIP Muhammadiyah Surakarta antara lain :

  1. Bapak Drs. Sukarjo
  2. Bapak Asyhuri

Tempat di komplek Masjid Gemolong, Kantor dimukanya. Suatu ketika IKIP ini diharuskan pindah di Kabupaten dan akhirnya harus menggabung ke Solo, setelah usaha-usaha untuk mendapatkan ijin gagal.

Kepengurusan Periode ke VII batas-batas tidak jelas

Susunan Pengurus berdasar Surat pengesahan PP No. 59/PMD tanggal 30 Nopember 1966 s/d Korp. Muhammadiyah Daerah 2 Oktober 1966

Ketua              : Asymuni Fattach

Wakil Ketua    : Darmosumitro

Sekretaris        : Syamsuni

Bendahara       : Djamhari

PPK                 : SA. Rosyidie

Anggota          : Badrun

                          Ky. Sodiq

                          Zuslam

                          Ahyani

                          Chusaini

                          Prawirosucipto

  1. MASA MINGGRANG MINGGRING – PRINDANG PRINDING

Masa ini terjadi antara tahun 1970 – 1978.

Tahun-tahun menjelang Pemilu 1971 dan 1977, merupakan suatu tahun dimana para anggota Muhammadiyah diresahkan oleh arus monoloyalitas. Sehingga mengakibatkan para anggota merasa takut apabila disebut orang Muhammadiyah atau takut menjadi Pengurus Muhammadiyah kecuali yang memang siap mental dan mendapat ijin dari atasannya. Diundang Halal bi Halal oleh Muhammadiyah setahun sekali saja ada yang tidak berani datang.

Susunan pengurus PMD waktu itu :

Ketua              : Djamhari

Penulis            : Sardji Adisunarto

PPK                 : SA. Rosyidie

Walaupun demikian kemajuan dibidang pendidikan antara lain :

  1. Tahun 1968 didirikan SMEA  Muhammadiyah. Kep. Sek. 1      : Soenardi DS
  2. Tahun 1976 didirikan SPG Muhammadiyah. Kep. Sek. 1      : Syamsul Huda
  3. Tahun 1977 didirikan SMA Muhammadiyah. Kep. Sek. 1       : Sameto
  4. Tahun 1977 didirikan STM Muhammadiyah. Kep. Sek. 1      : Cholid Rois

 

  1. MASA KEBANGKITAN KEMBALI

Masa ini berlangsung antara tahun 1978 – 1985

Tahun 1978 Pimpinan Muhammadiyah masih dipegang Bapak Djamhari dan Majlis Pendidikan dengan Surat Keputusan PMD No. A-1/602/1978 Tanggal 20 Desember 1978 dengan susunan pengurus sebagai berikut :

Ketua I            : Ichsan Triyono

Ketua II           : SA. Rosyidie

Sekretaris        : Muti Uddin, BSc.

Bendahara       : Suyatno HM

                          Sutarno, BA.

                          P. Hadi Subroto, BA.

                          Suhardi DA, BA.

Masa periode ini sebenarnya sudah tidak termasuk sejarah masa lalu atau kisah masa lampau karena hampir semua yang hadir dalam seminar ini ikut mengalami dan menyaksikannya. Namun sebagai gambaran/ilustrasi untuk mendukung istilah kebangkitan kembali antara lain:

  1. Mulai mengangkat Guru Tetap dan Karyawan Tetap
  2. Menyusun pedoman Gaji Guru
  3. Menyusun pedoman penyelenggaraan ADM
  4. Mengadakan raker Kepala Sekolah dan Bendahara
  5. Pembangunan Gedung Sekolah baru

Seperti SPG 8 lokal, SMP bekas Yappi, SMA 16 lokal, SMEA 10 lokal, STM 7 lokal, SMP Muhammadiyah 11 Kedawung 8 lokal

            Mulai diadakan Tabungan kemudian (Takem) dan Tabungan Kesejahteraan (Takes)

 

  1. MASA KETEGAPAN

Masa ini berlangsung dari tahun 1985 – 1990

Atas dasar SK PP Muhammadiyah No. A-2/SKB/000/8590 tanggal 4 Juni 1986

Susunan pengurus PDM Kabupaten Sragen

Ketua              : Muti Uddin, BSc.

Wk. Ketua I    : M. Chumaidi, SA.

Wk. Ketua II   : Ahmad Sukemi

Wk. Ketua III  : Achyani Tugiyanto, BA.

Sekretaris I      : Drs. Jumadi

Sekretaris II    : Drs. Moh. Sauman

Bendahara I     : Drs. Daldiri

Bendahara II   : Solichul Qodri, BA.

Anggota          : M. Amin Ismail

                          Ichsan Triyono, BE.

                          Suyatno HM, BA.

 

  1. MASA PEREMAJAAN(1990 – 1995)

Susunan pengurus banyak didominasi Generasi Muda / Generasi Penerus

Ketua              : Muti Uddin, BSc.

Wk. Ketua I    : Ahmad Sukemi

Wk. Ketua II   : Ichsan Triyono, BE.

Sekretaris I      : Drs. Moh. Sauman

Sekretaris II    : Mulyono Raharjo, BA.

Bendahara I     : Drs. Daldiri

Bendahara II   : Sugeng, BA.

 

  1. MASA PENGEMBANGAN GERAKAN (1995 – 2000)

Pada masa ini kepengurusan masih tetap banyak didominasi oleh generasi muda. Karena banyak dari generasi mudanya, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sragen periode ini banyak melakukan pengembangan-pengembangan gerakan. Pembangunan-pembangunan gedung-gedung milik Muhammadiyah pada saat inicukup lumayan dibanggakan, diantaranya adalah :

  1. Pengembangan balai pengobatan PKU Muhammadiyah
  2. Pembangunan Masjid dan gedung di Islamic Center Muhammadiyah
  3. Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah

Pada masa kepengurusan tahun 1995 – 2000, susunan pengurusnya adalah sebagai berikut :

Ketua              : Drs. Moh. Sauman

Ketua I            : KH. Ahmad Sukemi

Ketua II           : P. Hadi Subroto, BA.

Sekretaris I      : Drs. Jumadi

Sekretaris II    : H. Moh. Bilal, BA.

Bendahara I     : Drs. A. Mastur Abbas,

Bendahara II   : H. Abdullah

Anggota/Ketua M. PKS          : H. Suyatno HM, BA.

Anggota/Ketua M. Kes           : drg. H. Sunardi

Anggota/Ketua M. Dikdasmen: Sugeng, S.Pd.

Anggota/Ketua M. Tabligh    : H. Qowam Karim, BA.

Anggota                                  : dr. Karyanto

Ketua M. Pustaka                   : Drs. Sugimin

Ketua M. Wakaf                     : Moh. Sukamto

Ketua BPK                              : Mulyono Raharjo, BA.

Ketua M. Ekonomi                 : Muslich WR

Ketua M. Kebudayaan            : H. Isnaini KW

Ketua LPPK                            : Sukardi, SE.

 

  1.  MASA PENUH DINAMIKA (2000 – 2005)

Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sragen pada tanggal 7 Mei 2001 menjadi sejarah Muhammadiyah Sragen. Sebab pada Musyda kali ini muncul sebagai peraih suara terbanyak adalah seorang Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen, yang pada awalnya belum banyak terlibat di dalam kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, namun sudah aktif di tingkat Cabang. Pada masa kepengurusan kali ini tidak banyak perubahan yang signifikan terjadi di Muhammadiyah, namun Muhammadiyah mulai dikenal dilingkungan birokrasi. Pada periode ini pula Muhammadiyah berada era reformasi dan sekaligus berada pada kondisi politik yang memanas, sebab proses pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara langsung, sehingga dampaknya juga dirasakan oleh Muhammadiyah. Dan pada saat yang sama Ketua PWM Jawa Tengah (Drs. H. Ahmad Dahlan Rais, M.Hum.) juga mencalonkan diri sebagai anggota DPD, sehingga mau tidak mau banyak aktifis Muhammadiyah yang terjun pada dunia Politik dan akhirnya Muhammadiyah juga menerima imbas darinya.

Pada periode kali ini, walaupun berjalan tertatih-tatih, namun ada beberapa hal yang patut untuk dicatat, diantaranya :

  1. Pengembangan Ponpes Darul Ihsan sehingga ada SMP Darul Ihsan
  2. Pengembangan Islamic Centre Muhammadiyah sehingga berdiri SDIT Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen
  3. Pengembangan Balai Pengobatan menjadi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah dengan ijin Bupati Sragen
  4. Pada periode ini pula dibuat rencana Balai Muhammadiyah Sragen yang mampu menaungi seluruh Majlis, Lembaga, Biro, dan Ortom Muhammadiyah tingkat Daerah, yang rencana peletakan batu pertamanya pada acara rangkaian Musyda Muhammadiyah

Pada masa kepengurusan tahun 2000 – 2005, susunan pengurusannya adalah sebagai berikut:

Ketua                                                  : Drs. H. Sutarno, MM.

Ketua I                                                : H. Qowam Karim, BA.

Ketua II                                               : Drs. H. Djamasri

Sekretaris I                                          : Drs. H. Ahmad Mastur Abbas, MM.

Sekretaris II                                        : Drs. H. Ahmad Markum

Bendahara I                                         : Drs. H. Sururi

Bendahara II                                       : Drs. Soewandi

Anggota/Ketua MPK & KM               : Drs. H. Moh. Sauman, M.Pd.

Anggota/Ketua M. Dikdasmen           : H. Sugeng, S.Pd.

Anggota/Ketua M. Tabligh                : Drs. H. Sajidan, M.Pd.

Anggota/Ketua MPK & SDI               : H. Sumadi

Anggota/Ketua M. Tarjih & PPI        : H.Abdullah Afandi, M.Ag.

Ketua M. Wakaf                                 : Drs. H. Sugimin

Ketua M. Ekonomi                             : Drs. Moh. Dawam

Ketua Lembaga Seni dan Budaya      : H. Ahmad Dahlan, S.P.

Ketua Lemb. Buruh, Tani, Nelayan   : Nur Cholis

Ketua LPPK                                        : Sukardi, SE

Ketua Lemb. Pemd. Hukum & HAM: Faisal Prawata, S.H.

 

  1. MASA MUKTAMAR KE-45

Lampiran Surat Keputusan PDM Kab. Sragen

Nomor             : 002/KEP/III.E/2011

Tanggal          : 12 Rabiul Awwal 1432 H / 15 Februari 2011 M

Tentang           :

PENETAPAN STRUKTUR DAN PERSONALIA

PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH SRAGEN

MASA JABATAN 2010 – 2015

 

Penasehat                    :  H. Moecti Uddin, B.Sc

                                       KH. Fahrur Fathoni

                                      H. Suyatno HM, BA

                                       H. Sugeng, S.Pd.

Ketua                          :  H. Qowam Karim, BA

Wakil Ketua                :  Drs. H. Ahmad Mastur Abbas, MM

Sekretaris                    :  Mulyono Raharjo, S.Pd.

Wakil Sekretaris         :  Irmawan Surat

Bendahara                   :  Drs. H. M. Ngadiyo

Wakil Bendahara        :  Drs. H. Taqdir Supriyono, M.Pd.

  1. Anggota/Ketua Majelis Tarjih & Tajdid                      : H. Abdullah Affandi, M.Ag
  2. Anggota/Ketua Majelis Tabligh                                   : Samadi, S.Ag
  3. Anggota/Ketua Majelis Dikdasmen                             : Drs. H. Moh. Sauman, M.Pd.
  4. Anggota/Ketua Majelis Pendidikan Kader                   : Drs. H. Sururi
  5. Anggota/Ketua Majelis Wakaf & Kehartabendaan     : Drs. H. Mustaqim, M.Ag
  6. Anggota/Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat    : H. Ahmad Dahlan, SP
  7. Anggota/Ketua Lemb. Pemb. Cabang & Ranting        : Drs. H. Djamasri
  8. Ketua Majelis Pelayanan Kesehatan Umum                : Drs. H. Sutarno, MM
  9. Ketua Majelis Pelayanan Sosial                                   : H. Mungin Arifin, BA
  10. Ketua Majelis Ekonomi & Kewirausahaan                  : Khoir Kusnandar, SE
  11. Ketua Majelis Hukum dan HAM                                 : R.GA Wishnu Wira, SH
  12. Ketua Majelis Pustaka & Informasi                             : Drs. Supono, M.Pd.
  13. Ketua Lemb. Pembina & Pengawas Keuangan            : H. Fuad Mulyadi Nazir, M.Pd.
  14. Ketua Lembaga Zakat, Infak dan Shodaqoh                : Dodok Sartono, SE
  15. Ketua Lembaga Hikmah & Kebijakan Publik              : H. Budi Santoso, SH
  16. Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga                 : Muh. Wiyono Zain
  17. Ketua Lembaga Bimbingan Ibadah Haji                      : Drs. H. A. Mastur Abbas, MM
  18. Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana                  : Drs. Wakhid Haryanto, M.Pd.

 

 

Keterangan

  1. Drs. Nugroho Noto Susanto dalam Sejarah dan sejarawan hal. 6
  2. HM. Daris Tamin dalam sejarah Muhammadiyah. Sejarah Pemikiran dan Amal Usaha hal. 39
  3. Sejarah dan Hari Jadi Pemerintahan di Kab. Sragen
  4. Kab. Daerah TK II Sragen dalam angka 1993 (Kantor Statistik) hal. 4, 51, 177
  5. Sejarah setengah abad pergerakan wanita Indonesia di Sragen hal. 99, Ibid. Hal. 99
  6. Leksikon Islam jilid 2 hal 415-416
  7. Sejarah dan Hari jadi Pemerintahanan di Kab. Sragen hal. 143
  8. Drs. Mustofa Kamal B. Edi dalam Muhammadiyah sebagai gerakan Islam hal. 56
  9. Silichin Salam sejarah Partai Muslimin Indonesia hal 31, 32, 39
  10. Struktur Organisasi dan Program 85 Lamp. IV
  11. Baud Sastra Jawa Indonesia S. Prawiroatmojo
  12. Ensiklopedi Indonesia : 4 hal. 2166
  13. Kamus Besar Indonesia Dep. P Dan K hal. 913

 

 

 

 

 


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website